WASPADA Online
Oleh Djoko Sugiarno
Belakangan ini dunia sedang disuguhi skenario rutin Bush untuk menerkam mangsa baru. Setelah sukses mengoyak Afghanistan dan Irak dengan isu palsu, kini Bush bersiap menerkam Iran dengan isu perencanaan kepemilikan senjata nuklir. Penggiringan awal sudah dipersiapkan matang dengan menggunakan badan yang sama ketika mencaplok Irak tiga tahun lalu. Badan Tenaga Atom Internasional (IAEA-International Atomic Energy Association) pimpinan Mohammad El Baradei digunakan Bush untuk melempar umpan pertama. Kesediaan Iran menerima kunjungan tim IAEA berbuah penyegelan badan atom Iran. Ketika kemudian Iran membuka segel itulah-ini yang ditunggu Bush-maka serentetan skenario mulai dilakukan.
Trik Usang
Dengan alasan melanggar kesepakatan dengan IAEA, maka kini NATO sepakat mengajukan Iran ke Dewan Keamanan PBB yang anggotanya juga dedengkot NATO. Hasil akhirnya mudah diduga, Iran akan dituduh melanggar berbagai rambu yang dipasang Bush yang dengan ini, Iran akan dituntut memberikan akses seluas-luasnya kepada tim pemeriksa IAEA dan diharuskan bekerjasama penuh tanpa batas. Iran harus menerima tawaran ini jika tidak ingin menerima sanksi militer. Saddam Hussein juga mengalami titik ini, sebelum akhirnya Bush-tanpa restu PBB-melakukan agresi militer sampai sekarang. 30.000 nyawa warga sipil Irak telah diregang paksa oleh Bush, dan 2500 milisinya mati sia-sia, sementara ribuan lainnya menderita cacat akibat perang. Setelah Irak remuk, dan tuduhan kepemilikan senjata pemusnah massal sama sekali tidak terbukti, Bush tidak merasa menyesal, apalagi bersalah dan meminta maaf kepada rakyat Irak dan dunia. Tetapi alih-alih melegitimasi agresi buasnya itu, Bush menangkap Saddam dengan tuduhan pembunuhan terhadap warga Kurdi.
Kini Iran sedang digoreng dengan bumbu yang sama. IAEA sudah menyegel Badan Atom Nasional Iran, dan Iran sudah melanggar penyegelan itu, dan kini sedang dalam proses pengajuan ke DK PBB. Tak lama lagi, Iran akan dihadapkan pada pilihan pahit untuk menerima sanksi militer atau bekerja sama dengan tim PBB untuk meneliti instalasi nuklirnya tanpa batas akses. Kedua pilihan sama pahitnya dan Saddam telah merasakannya. Menerima tim secara total berarti membiarkan orang luar masuk ke semua tempat sensitif dan membuka aurat negara secara total. Dengan akses ini, Bush bisa mengetahui blue print pertahanan Irak semudah membeli pisang goreng. Menolak tim PBB berarti perang. Apa pun redaksinya, design trik usang itu juga yang akan dilakukannya terhadap Iran.
Sejarah kelabu peralihan kekuasaan dari Shah Reza Pahlevi kepada Ayatollah Ruhollah Khomaini yang berjalan revolusioner, telah memutuskan total hubungan diplomatik kedua negara yang bagi Amerika adalah sebuah kehilangan rezeki minyaknya. Keberanian para pengawal revolusi Islam di Iran dalam menyandera personil Kedubes Amerika di Teheran, telah menjadi catatan tersendiri, karena ternyata tokoh penyanderaan itu-Ahmadinejad-sekarang telah terpilih jadi presiden Iran. Ada dendam luka lama yang kembali tergores pedih.
Bayangan nikmatnya minyak Iran yang pernah dinikmati Amerika memang tak pernah lekang. Konsumsi domestik minyak Amerika yang mencapai 26 persen dari produksi minyak dunia, memaksa Bush untuk mencari sumber alternatif. Itulah sebabnya dia menguasai Afghanistan demi menjamin akses ke Laut Tengah yang memiliki cadangan minyak lebih dari 500 tahun, dan sumur-sumur minyak Irak yang masih sangat gemuk. Meningkatnya konsumsi minyak domestik Amerika dan kelangkaan pasokan membuat Bush geregetan untuk segera menyedot minyak di kawasan Teluk. Selain Arab Saudi dan Kuwait, Afghanistan Irak dan Iran adalah lemak Teluk yang menggiurkan untuk dikuasai. Karena itulah, Bush menggunakan segala siasat untuk bisa kembali menikmati minyak Teluk itu. Bush ini manusia normal atau seorang pengidap psikopat ?
Bush-kopat
Mengatakan Bush sebagai seorang psikopat nampaknya agak muskil karena sebagai seorang pimpinan negara adidaya tunggal yang bertingkah seperti globocop. Psikopat adalah kelainan jiwa di mana pengidapnya memiliki hasrat untuk membunuh tanpa henti, kelainan ini disebabkan oleh eksisnya perasaan inferiority, kegagalan beruntun atau kondisi hampa prestasi yang kronis. Pengidap psikopat selalu membutuhkan perasaan menang yang terus menerus, dan selalu mencari celah untuk mendapatkan pengakuan, dirinya kuat, hebat dan bisa mengalahkan orang lain. Susahnya, segala kemenangan itu harus dilihat dan diakui oleh orang lain.
Pada tataran masyarakat biasa, seorang psikopat adalah orang yang kalem, dingin, terkadang terkesan sebagai anggota masyarakat yang santun. Semua kesan ini memang dibuatnya untuk mengelabui gejolak keinginannya untuk membunuh. Hanya dibutuhkan sedikit saja rasa tersinggung untuk memicu sebuah aksi pembunuhan. Tetapi pada tataran kepala negara, seorang psikopat akan melakukan apapun dengan aparatus kenegaraan yang ada untuk dapat mengaut pujian atau pengakuan, dirinya hebat. Hitler, Mussolini. Idi Amin dan Polpot adalah figur pengidap psikopat akut yang pernah hidup di muka dunia ini. Tetapi dengan skala korban jiwa yang ditimbulkannya, maka Bush sudah berdiri jauh di atas keempatnya.
Bush juga tidak bisa dihentikan. Dia masih akan terus meningkatkan dosis korbannya dari 30.000 nyawa akan meningkat dalam waktu dekat. Penggiringan Iran ke DK PBB bisa disetarakan penggiringan sapi ternak ke kandang pejagalan oleh para koboy. Setelah masuk dalam perangkap, mereka tinggal menunggu giliran untuk dibantai. Inilah yang terjadi dengan Iran saat ini. Bush sudah membuktikannya dengan Irak dan Afghanistan. Kini Koboy Bush sedang menunggu sampai seluruh sapi Iran itu masuk dalam perangkapnya.
Sementara itu, adrenalinnya terus terpacu dan hasratnya untuk membunuh meningkat tinggi. Seringai buasnya memang sudah ditunjukkannya kepada dunia. Isu apa pun yang digunakannya untuk menggiring Iran menjadi tidak penting lagi. Satu-satunya agenda mendesak dalam benaknya adalah menyerbu Iran secepatnya, dengan atau tanpa restu PBB. Sebagai seorang psikopat sejati, Bush tidak akan membuang waktu satu detik pun tanpa darah tercecer. Hanya dengan jatuhnya korban saja seorang psikopat bisa bernapas lega. Perasaan hebat dan superior-semu yang dibutuhkannya sudah tergelar di depan mata. Garis ramalan ke depan tidak bisa lagi berbelok ke arah lain selain Iran akan menjadi korban berikutnya . Dunia akan segera melihat seorang Bush-kopat bersilat, melompat secepat kilat dari mayat ke mayat.
* Penulis adalah Ketua Divisi Education Watch IPBI
Wednesday, March 15, 2006
loading...